Selasa, 13 November 2012

Wanita Ingin Berbisnis untuk Menyeimbangkan Karier dan Anak


Wanita Ingin Berbisnis untuk Menyeimbangkan Karier dan AnakPenelitian terbaru mengungkapkan, wanita mencoba memulai bisnis mereka sendiri sebagai cara untuk dapat meraih semua hal, membuat mereka tetap bisa mengasuh anak-anaknya sambil terus berkarier.

Menurut penelitan yang baru-baru ini diterbitkan, para wanita cenderung kurang ambil bagian dalam mengasuh anak dibandingkan para pria saat mereka bekerja.

Dan hal tersebut memunculkan pertanyaan: Apakah pemerintah telah melakukan cukup hal bagi para wanita agar dapat menyeimbangkan tanggung jawab keluarga dengan ambisi karier mereka?

Sebuah survei yang dilakukan terhadap 1000 orang mengungkapkan , 1/5 wanita menyatakan bahwa wanita ingin memulai bisnis mereka sendiri, karena mereka enggan membiarkan pasangannya menjaga anak mereka ketika mereka bekerja di luar rumah.  Ini menunjukkan wanita ingin menjadi atasan atas diri mereka sendiri dan tampaknya bekerja dari rumah merupakan jawaban dari teka-teki yang sulit mengenai keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan tersebut.

Para peneliti menanyai para peserta mengenai seberapa bahagianya mereka jika pasangannya tinggal di rumah dan menjaga anak-anak, sementara mereka pergi bekerja.

Penelitian tersebut menemukan, pria lebih senang untuk melakukannya dibandingkan wanita, dengan para pria rata-rata memberikan nilai tujuh dari 10 dalam skala kebahagiaan, sementara wanita hanya memberikan lima angka.

Penelitian itu, yang ditugaskan oleh situs terbaru Telegraph yaitu Wonder Women dan dilaksanakan oleh perusahaan pencari kerja Adzuna, memunculkan pertanyaan mengenai kebijakan pemerintah terhadap pekerjaan yang fleksibel dan hak mengasuh anak.

Salah satu ibu, Katerina Zherebtsova, menyimpulkan masalah tersebut di situs itu:

"Bagi saya, itu membuat saya terus-menerus merasa bersalah di tempat kerja (karena terlambat setelah mengantarkan anak sekolah atau harus meninggalkan rumah tepat waktu, atau menghadiri drama Natal anak serta tinggal di rumah dengan anak yang sakit) atau merasa bersalah di rumah karena pulang terlambat, tidak bisa bermain dengan anak setelah perjalanan pulang yang panjang dan melelahkan."

Penelitian itu juga menemukan bahwa ambisi para wanita muncul atas pola pikir wanita yang diam-diam ingin memiliki pendapatan tinggi, dibandingkan harus mengakui bahwa mereka akan senang dengan gaji yang lebih rendah guna menjaga keseimbangan gaya hidup.

Seperempat dari wanita yang disurvei berharap untuk bisa mendapatkan penghasilan antara 20.000 pounds dan 30.000 pound (sekitar Rp 310 juta dan Rp 465 juta) di puncak karier mereka, namun kurang dari seperlimanya berharap untuk menghasilkan pendapatan lebih dari 100.000 pounds (Rp 1,5 miliar) setahun.

Andrew Hunter, pendiri Adzuna, mengatakan bahwa itu adalah hal yang "aneh" mengetahui begitu banyak orang dengan gaji di bawah 30.000 pounds (sekitar Rp 465,4 juta), namun itu mungkin mencerminkan keinginan masyarakat untuk memilih gaya hidupnya dan kebebasan dalam bekerja, misalnya dengan menjadi atasan bagi diri Anda sendiri, bekerja paruh waktu atau bekerja dari rumah.

"Bisnis wirausaha memungkinkan fleksibilitas dan otonomi," tulis Katerina.

"Tapi tidak diragukan lagi, hal itu dapat menjadi hal yang membuat stres, kesepian dan lingkungan yang tidak pasti ... Seperti yang dikatakan oleh seseorang, 'Anda tidak memilih pekerjaan, Anda memilih gaya hidup'."

Bagaimana bisa pemerintah membantu meningkatkan pekerjaan dan keseimbangan hidup Anda?
Oleh Sophi Moir

0 komentar:

Posting Komentar

◄ Posting Baru Posting Lama ►